SITTI NURBAYA
Sitti
Nurbaya adalah sebuah cerita yang menceritakan ketaatan dan kasih sayang
seorang anak kepada orang tuanya sampai ia rela mengorbankan cinta kasihnya.
Disebuah perkampungan yang terletak di kota Padang, hiduplah tiga orang kaya,
yang pertama adalah Sutan Mahmud Syah seorang yang disegani dan dihormati oleh
penduduk kampungnya dan mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Samsul
Bahri. Orang kaya yang ke dua adalah saudagar Baginda Sulaeman yaitu seorang
yang berbudi luhur yang memiliki seorang anak perempuan cantik yang bernama
Sitti Nurbaya, dia adalah seorang anak yang berbudi luhur, taat beragama, dan
sangat patuh kepada orang tuanya.
Keluarga
Baginda Sulaeman dengan keluarga Sutan Mahmud Syah sangat akrab begitupula
dengan ke dua anak mereka Samsul Bahri dan Sitti Nurbaya mereka pun selalu main
bersama, dan ketika telah menginjak dewasa, keduanya menjalin hubungan cinta
kasih dan ke dua orang tuanya pun merestui. Saudagar ke tiga yang kaya adalah
Datuk Maringgih dia adalah seorang yang sifatnya angkuh, iri hati, dan suka
memfitna, kikir pula. Datuk Maringgih iri dengan kesuksesan Baginda Sulaeman
dan Datuk menganggap Baginda Sulaeman adalah musuh besar. Datuk pun melakukan niat
jeleknya yaitu menghancurkan usaha dagangnya, dengan bantuan orang suruhan
Datuk Maringgih, ia membakar toko
Baginda Sulaeman, sehingga menjadikan kebangkrutan. Baginda Sulaeman
oleh Datuk Maringgih. Ketika mengalami kebangkrutan Baginda Sulaeman meminjam
uang oleh Datuk Maringgih, dan dengan senang hati Datuk yang seorang rentenir
itu meminjamkan uang dengan perjanjian harus melunasi dalam waktu tiga bulan.
Ketika
sudah jatuh tempo pelunasan hutang Baginda Sulaeman, datanglah rentenir
tersebut untuk menagih hutang tersebut, namun Baginda Sulaeman tidak mampu
melunasinya karena jumlah pinjaman tersebut menjadi tiga kali lipat. Baginda
pun bingung dan Datuk pun mengancam bila Baginda Sulaeman tidak melunasinya
maka ia akan melaporkan ke polisi, namun ia memberikan kemungkinan lain dengan
Baginda menyerahkan Sitti Nurbaya dan ia dijadikan istrinya maka hutang
tersebut dianggap lunas. Baginda pun semakin bingung dan tidak rela menyerahkan
anaknya kepada rentenir itu dan akhirnya Baginda menerima tawaran yang pertama,
Sitti telah mendengarkan pembicaraan ayahnya dan rentenir tersebut secara
diam-diam, gadis itu pun keluar dan menyatakan kesediaannya menikah dengan
Datuk Maringgih, Sitti tidak ingin melihat ayahnya dipenjara.
Saat
itu Samsul Bahri sedang berada di Jakarta untuk menuntut ilmu, Samsul
mengetahui kabar tentang kekasihnya yang akan menikah dengan Datuk Maringgih
melalui surat yang dikirim Sitti untuk Samsul, Samsul Bahri sangatlah sedih dan
tidak bisa membayangkan akan penderitaan kekasihnya. Tak lama kemudian, Baginda
Sulaiman jatuh sakit akibat musibah yang beruntun tersebut. Dan Samsul Bahri
bermaksud mengisi liburannya untuk pulang ke kampung halamannya saat itu juga
Samsul menemui Sitti, Sitti pun segera mengajak Samsul Bahri untuk duduk
dibawah pohon beringindi dekat rumahnya, tiba-tiba Datuk Maringgih muncul
dihadapan mereka, dan Datuk Maringgih pun sangatlah marah dan lamgsung menyeret
Sitti Nurbaya dan menyiksanya, melihat kejadian itu Samsul Bahri memukul Datuk
Maringgih hingga dia jatuh dan Sitti yang melihat kejadian itu langsung teriak.
Baginda Sulaiman yang sedang dalam keadaan sakit mendengar teriakan anaknya,
Baginda mencoba bangun dari tempat tidurnya namun Baginda Sulaiman terjatuh dan
meninggal saat itu juga. Setelah kejadian tersebut, Datuk Maringgih mengusir
Sitti Nurbaya karena menganggap Sitti telah mencoreng nama baiknya, akhirnya
Sitti bersama bibiknya, Samsul Bahri juga diusir oleh ayahnya karena sudah
dianggap telah mencemari nama baik keluarga mereka, Samsul Bahri akhirnya kembali
ke Jakarta karena liburannya telah berakhir.
Tak
lama kemudian, Sitti Nurbaya menyusul Samsul ke Jakarta, selama dalam
perjalanan Sitti mendapati banyak rintangan, di tengah perjalanan Sitti
didorong oleh seseorang dari belakang hingga hampir terjatuh kedalam laut, dan
seorang penumpang melihat kejadian tersebut, lamgsung menarik bajunya sehingga
tidak terjatuh. Sesampainya di Jakarta, Sitti dihadang oleh beberapa polisi
yang akan menangkapnya, polisi tersebut telah mendapat telegram dari Datuk Maringgih
bahwa Sitti Nurbaya melarikan diri dari rumahnya dengan menbawa harta kekayaan
miliknya.
Samsul
bahri mengetahui hal tersebut dan menolong kekasihnya dan meminta pihak
kepolisian agar Sitti Nurbaya diadili di Jakarta agar Samsul dapat membantu
kekasihnya tersebut, namun permintaanya tersebut ditolak kartena sudah
diputuskan untuk di adili di Padang. Ketika dalam persidangan tersebut gugatan
Datuk Maringgih dianggap tidak sah karena tidak ada bukti yang kuat sehingga
Sitti di bebaskan. Datuk Maringgih belum puas sebelum berhasil mencelakakan
Sitti Nurbaya, Datuk menyuruh seseorang untuk membubuhkan racun dalam makanan
Sitti, usahanya berhasil membunuh atau membuat mati Sitti Nurbaya. Samsul Bahri
setelah mengetahui hal tersebut ia sangat terpukul sampai melakukan bunuh diri
tapi sebelum niat itu terjadi teman-teman berhasil menghalangi niatnya itu.
Ibu
Sitti Nurbaya setelah mendengar berita kematian putrinya tersebut, ibunya pun
langsung jatuh sakit dan akhirnya ibunya meninggal, ibunya tidak kuat menanggung
beban derita yang sangat berat dengan
ditinggal ke dua orang yang sangat di sayanginya. Bebrapa tahun kemudian,
Samsul Bahri bergelar Letnan Mas dan dikirim pemerintah kompeni untuk berangkat
ke Padang dan ditugaskan untuk membasmi pengacau yang ada di kota tersebut,
salah satu yang di datanginya adalah Datuk Maringgih seorang dalang di balik
pengacau tersebut. Dan ke duanya terjadi pertempuran, Datuk Maringgih berhasil
menebaskan pedangnya pada tubuh Samsul Bahri, dengan tembaknya Samsul pun
menembakkan pelurunya ke arah Datuk Maringgih hingga meninggal.
Samsul
Bahri luka parah di rumah sakit padang dan meninggal dunia. Sebelum menunggal
Samsul Bahri sempat bertemu dengan ayahnya dan meminta maaf atas kejadian
pemukulan Datuk Maringgih, dan ayahnya memaafkan dan juga Samsul Bahri berpesan
agar di makamkan disebelah makam kekasihnya. Permintaannya dikabulkan dan kini
ke duanya dimakamkan disebuah pegunungan di Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar