Kamis, 27 Oktober 2011

SInopsis


SITTI NURBAYA
Sitti Nurbaya adalah sebuah cerita yang menceritakan ketaatan dan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya sampai ia rela mengorbankan cinta kasihnya. Disebuah perkampungan yang terletak di kota Padang, hiduplah tiga orang kaya, yang pertama adalah Sutan Mahmud Syah seorang yang disegani dan dihormati oleh penduduk kampungnya dan mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Samsul Bahri. Orang kaya yang ke dua adalah saudagar Baginda Sulaeman yaitu seorang yang berbudi luhur yang memiliki seorang anak perempuan cantik yang bernama Sitti Nurbaya, dia adalah seorang anak yang berbudi luhur, taat beragama, dan sangat patuh kepada orang tuanya.
Keluarga Baginda Sulaeman dengan keluarga Sutan Mahmud Syah sangat akrab begitupula dengan ke dua anak mereka Samsul Bahri dan Sitti Nurbaya mereka pun selalu main bersama, dan ketika telah menginjak dewasa, keduanya menjalin hubungan cinta kasih dan ke dua orang tuanya pun merestui. Saudagar ke tiga yang kaya adalah Datuk Maringgih dia adalah seorang yang sifatnya angkuh, iri hati, dan suka memfitna, kikir pula. Datuk Maringgih iri dengan kesuksesan Baginda Sulaeman dan Datuk menganggap Baginda Sulaeman adalah musuh besar. Datuk pun melakukan niat jeleknya yaitu menghancurkan usaha dagangnya, dengan bantuan orang suruhan Datuk Maringgih, ia membakar toko  Baginda Sulaeman, sehingga menjadikan kebangkrutan. Baginda Sulaeman oleh Datuk Maringgih. Ketika mengalami kebangkrutan Baginda Sulaeman meminjam uang oleh Datuk Maringgih, dan dengan senang hati Datuk yang seorang rentenir itu meminjamkan uang dengan perjanjian harus melunasi dalam waktu tiga bulan.
Ketika sudah jatuh tempo pelunasan hutang Baginda Sulaeman, datanglah rentenir tersebut untuk menagih hutang tersebut, namun Baginda Sulaeman tidak mampu melunasinya karena jumlah pinjaman tersebut menjadi tiga kali lipat. Baginda pun bingung dan Datuk pun mengancam bila Baginda Sulaeman tidak melunasinya maka ia akan melaporkan ke polisi, namun ia memberikan kemungkinan lain dengan Baginda menyerahkan Sitti Nurbaya dan ia dijadikan istrinya maka hutang tersebut dianggap lunas. Baginda pun semakin bingung dan tidak rela menyerahkan anaknya kepada rentenir itu dan akhirnya Baginda menerima tawaran yang pertama, Sitti telah mendengarkan pembicaraan ayahnya dan rentenir tersebut secara diam-diam, gadis itu pun keluar dan menyatakan kesediaannya menikah dengan Datuk Maringgih, Sitti tidak ingin melihat ayahnya dipenjara.
Saat itu Samsul Bahri sedang berada di Jakarta untuk menuntut ilmu, Samsul mengetahui kabar tentang kekasihnya yang akan menikah dengan Datuk Maringgih melalui surat yang dikirim Sitti untuk Samsul, Samsul Bahri sangatlah sedih dan tidak bisa membayangkan akan penderitaan kekasihnya. Tak lama kemudian, Baginda Sulaiman jatuh sakit akibat musibah yang beruntun tersebut. Dan Samsul Bahri bermaksud mengisi liburannya untuk pulang ke kampung halamannya saat itu juga Samsul menemui Sitti, Sitti pun segera mengajak Samsul Bahri untuk duduk dibawah pohon beringindi dekat rumahnya, tiba-tiba Datuk Maringgih muncul dihadapan mereka, dan Datuk Maringgih pun sangatlah marah dan lamgsung menyeret Sitti Nurbaya dan menyiksanya, melihat kejadian itu Samsul Bahri memukul Datuk Maringgih hingga dia jatuh dan Sitti yang melihat kejadian itu langsung teriak. Baginda Sulaiman yang sedang dalam keadaan sakit mendengar teriakan anaknya, Baginda mencoba bangun dari tempat tidurnya namun Baginda Sulaiman terjatuh dan meninggal saat itu juga. Setelah kejadian tersebut, Datuk Maringgih mengusir Sitti Nurbaya karena menganggap Sitti telah mencoreng nama baiknya, akhirnya Sitti bersama bibiknya, Samsul Bahri juga diusir oleh ayahnya karena sudah dianggap telah mencemari nama baik keluarga mereka, Samsul Bahri akhirnya kembali ke Jakarta karena liburannya telah berakhir.
Tak lama kemudian, Sitti Nurbaya menyusul Samsul ke Jakarta, selama dalam perjalanan Sitti mendapati banyak rintangan, di tengah perjalanan Sitti didorong oleh seseorang dari belakang hingga hampir terjatuh kedalam laut, dan seorang penumpang melihat kejadian tersebut, lamgsung menarik bajunya sehingga tidak terjatuh. Sesampainya di Jakarta, Sitti dihadang oleh beberapa polisi yang akan menangkapnya, polisi tersebut telah mendapat telegram dari Datuk Maringgih bahwa Sitti Nurbaya melarikan diri dari rumahnya dengan menbawa harta kekayaan miliknya.
Samsul bahri mengetahui hal tersebut dan menolong kekasihnya dan meminta pihak kepolisian agar Sitti Nurbaya diadili di Jakarta agar Samsul dapat membantu kekasihnya tersebut, namun permintaanya tersebut ditolak kartena sudah diputuskan untuk di adili di Padang. Ketika dalam persidangan tersebut gugatan Datuk Maringgih dianggap tidak sah karena tidak ada bukti yang kuat sehingga Sitti di bebaskan. Datuk Maringgih belum puas sebelum berhasil mencelakakan Sitti Nurbaya, Datuk menyuruh seseorang untuk membubuhkan racun dalam makanan Sitti, usahanya berhasil membunuh atau membuat mati Sitti Nurbaya. Samsul Bahri setelah mengetahui hal tersebut ia sangat terpukul sampai melakukan bunuh diri tapi sebelum niat itu terjadi teman-teman berhasil menghalangi niatnya itu.
Ibu Sitti Nurbaya setelah mendengar berita kematian putrinya tersebut, ibunya pun langsung jatuh sakit dan akhirnya ibunya meninggal, ibunya tidak kuat menanggung beban derita  yang sangat berat dengan ditinggal ke dua orang yang sangat di sayanginya. Bebrapa tahun kemudian, Samsul Bahri bergelar Letnan Mas dan dikirim pemerintah kompeni untuk berangkat ke Padang dan ditugaskan untuk membasmi pengacau yang ada di kota tersebut, salah satu yang di datanginya adalah Datuk Maringgih seorang dalang di balik pengacau tersebut. Dan ke duanya terjadi pertempuran, Datuk Maringgih berhasil menebaskan pedangnya pada tubuh Samsul Bahri, dengan tembaknya Samsul pun menembakkan pelurunya ke arah Datuk Maringgih hingga meninggal.
Samsul Bahri luka parah di rumah sakit padang dan meninggal dunia. Sebelum menunggal Samsul Bahri sempat bertemu dengan ayahnya dan meminta maaf atas kejadian pemukulan Datuk Maringgih, dan ayahnya memaafkan dan juga Samsul Bahri berpesan agar di makamkan disebelah makam kekasihnya. Permintaannya dikabulkan dan kini ke duanya dimakamkan disebuah pegunungan di Padang.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar