Membaca telaah bahasa mencakup :
- Membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading.
- Membaca sastra (literary reading).
A. Membaca Bahasa
Tujuan utama pada membaca bahasa
adalah :
a.
Memperbesar daya kata (increasing word power); dan
b.
Mengembangkan kosa kata (developing vocabulary).
a. MEMPERBESAR DAYA KATA
Dalam kegiatan
membaca bahasa demi memperbesar daya kata, maka ada beberapa hal yang harus
kita ketahui, antara lain :
- ragam – ragam bahasa
- mempelajari makna kata dari konteks
- bagian – bagian kata
- penggunaan kamus
- makna – makna varian
- idiom
- sinonim dan antonym
- konotasi dan denotasi
- derivasi
- RAGAM – RAGAM BAHASA
Secara garis
besarnya dapat dibedakan 6 ragam bahasa, yaitu :
- Bahasa Formal atau Bahasa Resmi
- Bahasa Informal atau Bahasa Tidak Resmi
- Bahasa Percakapan atau Colloquial Language
- Bahasa Kasar atau Vulgar Language
- Bahasa Slang
- Bahasa Taknis atau Technical language.
- BAHASA FORMAL atau BAHASA RESMI
- adalah bahasa yang dipakai pada saat – saat resmi oleh orang – orang yang dianggap mempergunakan bahasa yang terbaik.
Contoh : pidato
kenegaraan, kuliah di perguiruan tinggi, tajuk rencana orang terkenal, esei dan
kritik sastra, tulisan – tulisan akademis, tesis, disertasi, buku – buku
pegangan, khotbah – khotbah resmi.
- BAHASA INFORMAL atau BAHASA TIDAK RESMI
- adalah bahasa yang dipakai pada situasi – stuasi yang tidak resmi. Lebih banyak dipakai secara lisan daripada secara tulisan.
Contoh : bahasa yang kita pakai
dalam lingkungan keluarga, bercakap – cakap dengan teman – teman, bahasa surat – surat
antara orang – orang yang berkenalan baik, dalam buku harian.
- BAHASA PERCAKAPAN atau COLLOQUIAL LANGUAGE
- adalah bahasa lisan, maka banyak kalimatnya yang singkat – singkat, beberapa diantaranya bersifat fragment secara ketatabahasaan tidak lengkap.
- BAHASA KASAR atau VULGAR LANGUAGE
- Kasar atau Vulgar disini tidak berarti atau mengarah kepada ketidaksenonohan yang kasar, Vulgar bermakna menyangkut orang banyak atau vulgus.
- BAHASA SLANG
- adalah bahasa yang ditujukan pada kelompok – kelompok khusus serta terbatas.
- BAHASA TEKNIS atau TECHNICAL LANGUAGE
- adalah bahasa yang dipakai pada profesi – profesi tertentu (dokter, hakim, insinyur, dll).
- MEMPELAJARI MAKNA KATA DARI KONTEKS
Ada beberapa cara konteks yang dapat mencerminkan makna suatu kata :
a)
Konteks dapat membatasi kata
b)
Konteks dapat memasukkan suatu perbandingan atau
pertentangan, suatu komparasi atau kontras yang dapat menolong kita memahami
makna kata
c)
Suasana (mood
atau sence) bagian sebagai suatu
keseluruhan dapat mencerminkan makna kata
Pada umumnya metode – metode ilmiah
beroperasi melalui langkah – langkah :
1. pengumpulan
data
2. pengklasifikasian
data
3. pembentukan
hipotesis – hipotesis
4. memeriksa
dan menguji benar atau tidaknya hipotesis – hipotesis itu dengan bantuan atau
ramalan data baru
5. penetapan
prinsip – prinsip ilmiah baru yang konsekuen.
§
BAGIAN –
BAGIAN KATA
Antara lain :
I.
Prefiks (atau awalan)
II.
Root
(akar atau dasar kata)
III.
Suffiks (atau akhiran)
IV.
Infiks (atau sisipan).
§ PENGGUNAAN KAMUS
Kamus adalah rekaman kata – kata yang membangun
suatu bahasa.
Bahasa adalah sesuatu yang hidup, tumbuh,
berkembang dan berubah.
- ANEKA MAKNA
Homonim
yaitu kata – kata yang sama bentuk bunyinya, tetapi berlainan maknanya.
Misalnya :
kukur
I “ alat pemarur “
kukur
II “ bunyi balam atau burung tekukur
“
tanjung
I “ sejenis bunga “
tanjung
II “ tanah yang menjorok ke laut “.
- IDIOM
adalah ekspresi ang tidak dapat
dimengerti dari makna terpisah, makna sendiri – sendiri setiap kata dalam
kelompok itu. Kata – kata itu harus diperlakukan “ sebagai suatu keseluruhan “.
Misalnya :
Buah
ratap “ isi ratapan; kata – kata
yang diucapkan sambil menangis “
Buah
baju “ kancing “
Buah
dada “ susu; tetek “
Buah
tangan “ oleh – oleh “.
- SINONIM dan ANTONIM
Sinonim
adalah kata – kata yang mempunyai makna umum ang sama atau bersamaan tetapi
berbeda dalam konotasi atau nilai kata.
Misalnya :
mati “ meninggal dunia “
“
menghembuskan nafas yang penghabisan “
“
mangkat “
“
wafat “
“
mampus “
“
menutup mata buat selama – lamanya “.
Antonim
adalah kata – kata yang berlawanan maknanya.
Misalnya :
kaya - miskin
pintar - tolol
cantik - jelek.
- KONOTASI
Secara umum ada 2 jenis konotasi, yaitu :
1)
Konotasi Pribadi atau Personal Connotations
adalah hasil dari pengalaman pribadi seseorang.
2)
Konotasi Umum atau General Connotations
adalah hasil dari pengalaman orang – orang sebagai suatu kelompok sosial.
- DERIVASI KATA
Misalnya :
Astronomy,
n [Gk. Astron, a star + nemein, to arrange].
Dari
sutu kita mempelajari bahwa kata astronomi berasal dari bahasa Greek, bahasa
Yunani dan terdiri dari 2 bagian :
1.
astron yang
berarti bintang
2.
nemein yang
berarti menyusun; menata.
b. MENGEMBANGKAN KOSA KATA KRITIK
Dalam upaya
mengembangkan kosa kata kritik ini, perlu kita ketahui beberapa hal, antara
lain :
a)
Bahasa kritik sastra
b)
Memetik makna dari konteks
c)
Petunjuk – petunjuk konteks.
§
Bahasa Kritik Sastra
Dari
pembicaraan terdahulu dapat ditarik kesimpulan serta harus disadari benar –
benar akan adanya 2 fakta yang sangat penting mengenai kata – kata :
I.
Kebanyakan kata dalam pemakaian umum mengandung lebih
dari satu makna
II.
Kita tidak akan pernah memperoleh segala makna dari
sesuatu kata dalam setiap pertemuan dengannya.
§
Memetik Makna dari Konteks
Contoh :
1.
Anak itu semenjak lahir sudah bisu. (bisu “ tidak dapat
berbicara “).
2.
Waktu ditanya oleh polisi, pencuri itu bisu seribu
kata. (bisu “ diam “).
3.
Lebih baik membisukan diri daripada mengucapkan kata –
kata makian. (membisukan diri “ menahan diri; berdiam diri “).
Terdapat 3 jenis
makna, yaitu :
1)
Makna yang bersifat menunjukkan (designative meaning)
2)
Makna konotatif (connotative
meaning)
3)
Makna denonatif (denotative
meaning).
- Makna Designative
adalah jumlah karakteristik yang harus dimiliki oleh benda tertentu kalau
kata itu diterapkan padanya.
- Makna Konotatif
adalah segala sesuatu yang disarankan,
ang dianjurkan oleh kata itu; segala sesuatu yang teringat atau yang diingatkan
kalau kita memikirkan sesuatu yang dinamai oleh kata itu.
- Makna Denotatif
adalah sesuatu atau segala sesuatu ang dapat diterapi oleh kata tersebut.
§
Petunjuk –Petunjuk Konteks
Ada 5 Cara Konteks Mencerminkan
Makna, yaitu :
1.
Devinisi atau Batasan
metode yang paling jelas dan
langsung mencerminkan makna adalah dengan batasan atau devinisi pada saat itu
juga.
2.
Contoh
Kadang – kadang seorang penulis
mengemukakan satu atau lebih contoh untuk memperlihatkan makna apa yang hendak
dimaksudkannya bagi kata itu. Kerapkali contoh – contoh ini diperkenalkan
dengan kata – kata isyarat seperti : khususnya, seperti, terutama sekali.
3. Uraian
Baru atau Restatement
Untuk menunjukkan bahwa seseorang
membuat uraian dari terhadap sesuatu ide, maka seseorang tersebut mempergunakan
prentesis, tanda kurung, atau tanda pisah>
4. Mempergunakan
Pengubah (Modifier)
Ada pula kalanya dalam suatu frase atau
klausa mengubah, seorang penulis memperkenalkan makna sesuatu istilah.
5. Mempergunakan
Kontras
Sekali – kali seorang penulis
membuat suatu kontras, suatu pertentangan yang akan memudahkan pembaca
menguraikan serta menangkap makna suatu kata baru.
B. MEMBACA SASTRA
Keindahan suatu karya sastra
tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahan bentuk dan keindahan
isi. Dengan kata lain suatu karya sastra dikatakan indah kalau baik bentuknya
maupun isinya sama – sama indah, terdapat keserasian, keharmonisan antara
keduanya.
§
Bahasa Ilmiah dan bahasa Sastra
Memperbincangkan
perbedaan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah dan karya sastra, makna maka
pada dasarnya kita memperbincangkan masalah konotasi dan denotasi dalam
kegiatan menulis.
Bahasa ilmiah pada umumnya bersifat
denotatif; dan bahasa sastra vpada umumnya
bersifat konotatif.
§
Gaya
Bahasa
Dalam ke-konotatifan bahasa
sastra, yang melibatkan emosi dan nilai – nilai, maka dalam membaca sesuatu
karya sastra haruslah terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan mengenai gaya bahasa.
Ada 3 Pembicaraan mengenai Gaya
Bahasa hal yang Umum Saja, antara lain :
- Perbandingan, yang mencakup metafora, kesamaan dan analogi
- Hubungan, yang mencakup metonemia dan sinekdok
- Taraf pernyataan, yang mencakup hioperbola, litotes, dan ironi.
·
Perbandingan
Gaya bahasa metafora, kesamaan, dan anologi
sama – sama membuat komparasi atau perbandingan tetapi dengan cara yang berbeda
– beda.
a.
Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat,
padat, tersusun rapi.
Contoh : “ Nani adalah gadis ramah
tetapi sukar didekati, sukar ditebak isi hatinya “.
b.
Kesamaan berbeda dari metafora dalam hal : kalau
metafora menyatakan secara tidak langsung maka gaya bahasa kesamaan atau persamaan
menyatakan serta menegaskan bahwa yang satu sama dengan yang lain; biasanya
mempergunakan kata – kata seperti,
sebagai dan sejenisnya.
c.
Analogi, agak berlainan dengan metafora dengan
kesamaan, biasanya melihat beberapa titik persamaan, bukan hanya satu saja.
·
Hubungan
Sinekdohe
dan metonimia termasuk gaya
bahasa hubungan relationsip kedua – duanya menggantikan nama sesuatu dengan
yang lainnya ang ada hubungannya.
Contoh : “ Berjuta – juta mulut harus
diberi makan oleh pemerintah.
Metonimia adalah penggunaan satu kata
bagi yang lainnya yang dimaksud :
a) Materi bagi obyek ang terbuat dari padanya
:
Karet bagi penghapus pensil yang terbuat
dari karet;
b)
Pencipta atau sumber sesuatu :
Shakespeare buat drama karya
Shakespeare; Jawa bagi kopi Jawa.
c) Sesuatu kata yang ada hubungannya yang
erat dengan obek :
Teribun
bagi penonton.
Dari segi
tarafnya, maka pernyataan ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
a.
Pernyataan yang berlebih – lebihan (overstatement; atau
hiperbola)
b. Pernyataan yang dikecil – kecilkan
(litotes)
c.
Ironi.
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang
mengandung pernyataan yang berlebih – lebihan dengan maksud memberi penekanan
pada suatu pernyataan atau situasi untuk meningkatkan pesan dan pengaruh.
Litotes adalah kebalikan dari hiperbola,
sejenis gaya
bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan dari kenyataan yang
sebenarnya.
Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu
yang nyata bberbeda, bahkan ada kalanya bertentangan darti apa ang sebenarna
dikatakan itu.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar