Kamis, 15 September 2011

“ MEMBACA TELAAH BAHASA dan SASTRA “




Membaca telaah bahasa mencakup :
  • Membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading.
  • Membaca sastra (literary reading).

A. Membaca Bahasa
Tujuan utama pada membaca bahasa adalah :
a.       Memperbesar daya kata (increasing word power); dan
b.      Mengembangkan kosa kata (developing vocabulary).

a.      MEMPERBESAR DAYA KATA
Dalam kegiatan membaca bahasa demi memperbesar daya kata, maka ada beberapa hal yang harus kita ketahui, antara lain :
  • ragam – ragam bahasa
  • mempelajari makna kata dari konteks
  • bagian – bagian kata
  • penggunaan kamus
  • makna – makna varian
  • idiom
  • sinonim dan antonym
  • konotasi dan denotasi
  • derivasi

  • RAGAM – RAGAM BAHASA
Secara garis besarnya dapat dibedakan 6 ragam bahasa, yaitu :
  1. Bahasa Formal atau Bahasa Resmi
  2. Bahasa Informal atau Bahasa Tidak Resmi
  3. Bahasa Percakapan atau Colloquial Language
  4. Bahasa Kasar atau Vulgar Language
  5. Bahasa Slang
  6. Bahasa Taknis atau Technical language.

  1. BAHASA FORMAL atau BAHASA RESMI
    • adalah bahasa yang dipakai pada saat – saat resmi oleh orang – orang yang dianggap mempergunakan bahasa yang terbaik.
Contoh : pidato kenegaraan, kuliah di perguiruan tinggi, tajuk rencana orang terkenal, esei dan kritik sastra, tulisan – tulisan akademis, tesis, disertasi, buku – buku pegangan, khotbah – khotbah resmi.
  1. BAHASA INFORMAL atau BAHASA TIDAK RESMI
  • adalah bahasa yang dipakai pada situasi – stuasi yang tidak resmi. Lebih banyak dipakai secara lisan daripada secara tulisan.
Contoh : bahasa yang kita pakai dalam lingkungan keluarga, bercakap – cakap dengan teman – teman, bahasa surat – surat antara orang – orang yang berkenalan baik, dalam buku harian.
  1. BAHASA PERCAKAPAN atau COLLOQUIAL LANGUAGE
  • adalah bahasa lisan, maka banyak kalimatnya yang singkat – singkat, beberapa diantaranya bersifat fragment secara ketatabahasaan tidak lengkap.
  1. BAHASA KASAR atau VULGAR LANGUAGE
  • Kasar atau Vulgar disini tidak berarti atau mengarah kepada ketidaksenonohan yang kasar, Vulgar bermakna menyangkut orang banyak atau vulgus.
  1. BAHASA SLANG
  • adalah bahasa yang ditujukan pada kelompok – kelompok khusus serta terbatas.
  1. BAHASA TEKNIS atau TECHNICAL LANGUAGE
  • adalah bahasa yang dipakai pada profesi – profesi tertentu (dokter, hakim, insinyur, dll).

  • MEMPELAJARI MAKNA KATA DARI KONTEKS
Ada beberapa cara konteks yang dapat mencerminkan makna suatu kata :
a)      Konteks dapat membatasi kata
b)      Konteks dapat memasukkan suatu perbandingan atau pertentangan, suatu komparasi atau kontras yang dapat menolong kita memahami makna kata
c)      Suasana (mood atau sence) bagian sebagai suatu keseluruhan dapat mencerminkan makna kata
Pada umumnya metode – metode ilmiah beroperasi melalui langkah – langkah :
1.      pengumpulan data
2.      pengklasifikasian data
3.      pembentukan hipotesis – hipotesis
4.      memeriksa dan menguji benar atau tidaknya hipotesis – hipotesis itu dengan bantuan atau ramalan data baru
5.      penetapan prinsip – prinsip ilmiah baru yang konsekuen.

§  BAGIAN – BAGIAN KATA
Antara lain :
             I.      Prefiks (atau awalan)
          II.      Root (akar atau dasar kata)
       III.      Suffiks (atau akhiran)
       IV.      Infiks (atau sisipan).

§  PENGGUNAAN KAMUS
Kamus adalah rekaman kata – kata yang membangun suatu bahasa.
Bahasa adalah sesuatu yang hidup, tumbuh, berkembang dan berubah.

  • ANEKA MAKNA
Homonim yaitu kata – kata yang sama bentuk bunyinya, tetapi berlainan maknanya.
Misalnya :
            kukur I            “ alat pemarur “
            kukur II           “ bunyi balam atau burung tekukur “
            tanjung I          “ sejenis bunga “
            tanjung II        “ tanah yang menjorok ke laut “.



  • IDIOM
adalah ekspresi ang tidak dapat dimengerti dari makna terpisah, makna sendiri – sendiri setiap kata dalam kelompok itu. Kata – kata itu harus diperlakukan “ sebagai suatu keseluruhan “.
Misalnya :
            Buah ratap       “ isi ratapan; kata – kata yang diucapkan sambil menangis “
            Buah baju        “ kancing “
            Buah dada       “ susu; tetek “
            Buah tangan    “ oleh – oleh “.

  • SINONIM dan ANTONIM
Sinonim adalah kata – kata yang mempunyai makna umum ang sama atau bersamaan tetapi berbeda dalam konotasi atau nilai kata.
Misalnya :
            mati     “ meninggal dunia “
                        “ menghembuskan nafas yang penghabisan “
                        “ mangkat “
                        “ wafat “
                        “ mampus “
                        “ menutup mata buat selama – lamanya “.
Antonim adalah kata – kata yang berlawanan maknanya.
Misalnya :
            kaya     -           miskin
            pintar   -           tolol
            cantik  -           jelek.

  • KONOTASI
Secara umum ada 2 jenis konotasi, yaitu :
1)      Konotasi Pribadi atau Personal Connotations
adalah hasil dari pengalaman pribadi seseorang.
2)      Konotasi Umum atau General Connotations
adalah hasil dari pengalaman orang – orang sebagai suatu kelompok sosial.

  • DERIVASI KATA
Misalnya :
            Astronomy, n [Gk. Astron, a star + nemein, to arrange].
            Dari sutu kita mempelajari bahwa kata astronomi berasal dari bahasa Greek, bahasa Yunani dan terdiri dari 2 bagian :
1.      astron yang berarti bintang
2.      nemein yang berarti menyusun; menata.

b.      MENGEMBANGKAN KOSA KATA KRITIK
Dalam upaya mengembangkan kosa kata kritik ini, perlu kita ketahui beberapa hal, antara lain :
a)      Bahasa kritik sastra
b)      Memetik makna dari konteks
c)      Petunjuk – petunjuk konteks.

§  Bahasa Kritik Sastra
Dari pembicaraan terdahulu dapat ditarik kesimpulan serta harus disadari benar – benar akan adanya 2 fakta yang sangat penting mengenai kata – kata :
             I.      Kebanyakan kata dalam pemakaian umum mengandung lebih dari satu makna
          II.      Kita tidak akan pernah memperoleh segala makna dari sesuatu kata dalam setiap pertemuan dengannya.

§  Memetik Makna dari Konteks
Contoh :
1.      Anak itu semenjak lahir sudah bisu. (bisu “ tidak dapat berbicara “).
2.      Waktu ditanya oleh polisi, pencuri itu bisu seribu kata. (bisu “ diam “).
3.      Lebih baik membisukan diri daripada mengucapkan kata – kata makian. (membisukan diri “ menahan diri; berdiam diri “).

Terdapat 3 jenis makna, yaitu :
1)      Makna yang bersifat menunjukkan (designative meaning)
2)      Makna konotatif (connotative meaning)
3)      Makna denonatif (denotative meaning).

  1. Makna Designative
adalah jumlah karakteristik yang harus dimiliki oleh benda tertentu kalau kata itu diterapkan padanya.
  1. Makna Konotatif
adalah segala sesuatu yang disarankan, ang dianjurkan oleh kata itu; segala sesuatu yang teringat atau yang diingatkan kalau kita memikirkan sesuatu yang dinamai oleh kata itu.
  1. Makna Denotatif
adalah sesuatu atau segala sesuatu ang dapat diterapi oleh kata tersebut.

§  Petunjuk –Petunjuk Konteks
Ada 5 Cara Konteks Mencerminkan Makna, yaitu :
1.      Devinisi atau Batasan
metode yang paling jelas dan langsung mencerminkan makna adalah dengan batasan atau devinisi pada saat itu juga.
2.                                                  Contoh
Kadang – kadang seorang penulis mengemukakan satu atau lebih contoh untuk memperlihatkan makna apa yang hendak dimaksudkannya bagi kata itu. Kerapkali contoh – contoh ini diperkenalkan dengan kata – kata isyarat seperti : khususnya, seperti, terutama sekali.
3.      Uraian Baru atau Restatement
Untuk menunjukkan bahwa seseorang membuat uraian dari terhadap sesuatu ide, maka seseorang tersebut mempergunakan prentesis, tanda kurung, atau tanda pisah>
4.      Mempergunakan Pengubah (Modifier)
Ada pula kalanya dalam suatu frase atau klausa mengubah, seorang penulis memperkenalkan makna sesuatu istilah.
5.      Mempergunakan Kontras
Sekali – kali seorang penulis membuat suatu kontras, suatu pertentangan yang akan memudahkan pembaca menguraikan serta menangkap makna suatu kata baru.

B. MEMBACA SASTRA
Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahan bentuk dan keindahan isi. Dengan kata lain suatu karya sastra dikatakan indah kalau baik bentuknya maupun isinya sama – sama indah, terdapat keserasian, keharmonisan antara keduanya.

§  Bahasa Ilmiah dan bahasa Sastra
Memperbincangkan perbedaan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah dan karya sastra, makna maka pada dasarnya kita memperbincangkan masalah konotasi dan denotasi dalam kegiatan menulis.
Bahasa ilmiah pada umumnya bersifat denotatif; dan bahasa sastra vpada umumnya bersifat konotatif.

§  Gaya Bahasa
               Dalam ke-konotatifan bahasa sastra, yang melibatkan emosi dan nilai – nilai, maka dalam membaca sesuatu karya sastra haruslah terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan mengenai gaya bahasa.
               Ada 3 Pembicaraan mengenai Gaya Bahasa hal yang Umum Saja, antara lain :
  1. Perbandingan, yang mencakup metafora, kesamaan dan analogi
  2. Hubungan, yang mencakup metonemia dan sinekdok
  3. Taraf pernyataan, yang mencakup hioperbola, litotes, dan ironi.

·         Perbandingan
Gaya bahasa metafora, kesamaan, dan anologi sama – sama membuat komparasi atau perbandingan tetapi dengan cara yang berbeda – beda.
a.       Metafora adalah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi.
Contoh : “ Nani adalah gadis ramah tetapi sukar didekati, sukar ditebak isi hatinya “.
b.      Kesamaan berbeda dari metafora dalam hal : kalau metafora menyatakan secara tidak langsung maka gaya bahasa kesamaan atau persamaan menyatakan serta menegaskan bahwa yang satu sama dengan yang lain; biasanya mempergunakan kata     – kata seperti, sebagai dan sejenisnya.
c.       Analogi, agak berlainan dengan metafora dengan kesamaan, biasanya melihat beberapa titik persamaan, bukan hanya satu saja.

·         Hubungan
            Sinekdohe dan metonimia termasuk gaya bahasa hubungan relationsip kedua – duanya menggantikan nama sesuatu dengan yang lainnya ang ada hubungannya.
Contoh : “ Berjuta – juta mulut harus diberi makan oleh pemerintah.

            Metonimia adalah penggunaan satu kata bagi yang lainnya yang dimaksud :
a)      Materi bagi obyek ang terbuat dari padanya :
                  Karet bagi penghapus pensil yang terbuat dari karet;
b)      Pencipta atau sumber sesuatu :
                  Shakespeare buat drama karya Shakespeare; Jawa bagi kopi Jawa.
c)      Sesuatu kata yang ada hubungannya yang erat dengan obek :
                  Teribun bagi penonton.

Dari segi tarafnya, maka pernyataan ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
a.       Pernyataan yang berlebih – lebihan (overstatement; atau hiperbola)
b.      Pernyataan yang dikecil – kecilkan (litotes)
c.       Ironi.

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih – lebihan dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk meningkatkan pesan dan pengaruh.

Litotes adalah kebalikan dari hiperbola, sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan dari kenyataan yang sebenarnya.

Ironi adalah sejenis gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu yang nyata bberbeda, bahkan ada kalanya bertentangan darti apa ang sebenarna dikatakan itu.









           

.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar