PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pengajaran
sastra adalah suatu kegiatan di sekolah berupa kegiatan belajar mengajar yang
berhubungan dengan penyampaian materi apresiasi sastra secara langsung maupun
tidak langsung (Sayuti dalam Jabrohim, 1994: 144). Apresiasi sastra langsung
yakni siswa diajak secara langsung membaca dan menggeluti karya sastra dan
apresiasi ini diutamakn di dalam kelas. Sedangkan apresiasi sastra tidak
langsung artinya siswa diajak memahami
hal-hal yang berhubungan dengan kesastraan seperti sejarah sastra, teori
sastra, maupun kritik sastra namun karya sastra itu sendiri tidak dikaitkan
dalam hal ini.
Pengajaran
puisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengajaran sastra, di dalam
pengajaran puisi lebih banyak yang bersifat teoritis dan tidak bersiifat
apresiatif. Pengajaran puisi di sekolah diharapkan dapat mencapai tujuan utama
yaitu memberikan pengalaman secara utuh dan memperlebar kontak emosi serta
gagasan pribadi yang menginginkan terjadinya respon terhadap salah satu bentuk
karya sastra. Penggunaan metode yang tepat akan banyak berpengaruh terhadap
berhasilnya pengajaran. (Sayuti dalam Jabrohim, 1994: 23-24). Pembacaan yang diintegrasikan
dengan nada dan melodi dapat memperkuat suasana puisi, memperjelas makna dan
ikut membantu membentuk karakter puisi itu sendiri Salah satu bentuk kegiatan
pembelajaran apresiasi sastra yaitu musikalisasi puisi. Kegiatan pembelajaran
musikalisasi puisi merupakan kegiatan apresiasi puisi yang mempunyai tujuan
untuk memahami puisi secara mendalam.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
penerapan atau tahapan dalam proses pembelajaran puisi dengan menggunakan
teknik musikalisasi puisi pada siswa SMA ?
2.
Bagaimankah
peningkatan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik musikalisasi
pada sisiwa SMA ?
3.
Apasajakah
hambatan-hambatan dalam pembelajaran musikalisasi pada siswa SMA ?
C. Tujuan
Berdasrkan rumusan maslah di atas,
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
pembelajarn puisi dengan teknik musikalisasi puisi, serta hambatan-hambatan
yang terdapat dalam teknik musikalisasi puisi dan peningkatan pembelajaran
siswa dalam kaitannya menulis puisi dengan teknik musikalisasi puisi.
KAJIAN TEORI
Hakikat
Pembelajaran
Pembelajarna adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuaat siswa belajar secara
aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar (Dimyati, 1999: 297). Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku
kearah yang lebih baik.
Menurut Gagne, Bringgs, dan Wager
(Winataputra, 2008:199), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa.
Menulis
Puisi
Menulis suatu kegiatan yang bersifat
produktif dan ekspresif. Produktif yaitu aktif dalam membuat karya sastra kemudian ekspresif
yaitu tulisan penulis yang berupa ungkapan isi hati dan perasaan ketika sedang sedih atau bahagia (Tarigan,
1986: 5-6) dalam menulis tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu susunan kata, pemilihan kata, kesatuan, hubungan anatra kalimat, dan
lain-lain. Menurut Tarigan (1986: 6-7) ada beberapa ciri-ciri tulisan yang
baik, yaitu:
a.
Menggunakan
nada yang serasi.
b.
Tulisan
ujelas dab dapat dimengerti
c.
Tulisan
harus menarik minat pembaca.
d.
Tulisan
harus tepat dan sesuai aturan yang berlaku.
Marwanto (1989: 12) mengatakan menulis
adalah mengatakan menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan ide, pikiran,
pengetahuan, dan pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut,
ekspresif, dan dapat dipahami orang lain. Salah satu kegiatan menulis yang
membutuhkan kreativitas dan imajinasi yaitu menulis puisi karena melalui puisi
penulis dapat mencurahkan isi hatinya dalam bahasa yang indah dan berkesan
estetis. Menurut Suwardi (2003: 229) menyebutkan tentang tiga tahap menulis puisi
sebagai berikut.
1.
Kognisi
dan konsepsi: tahap persiapan atu penentuan topic yang akaan ditulis menjadi
puisi. Pada tahap ini siswa menentukan ide yang nantinya akan direalisasikan
dalam bentuk puisi sekaligus mematangkan ide tersebut. Pada tahap ini pula biasanya
siswa memerlukan suasana khusus dan pemilikan pengetahuan serta pengalaman yang
cukup memadai untuk memunculkan ide yang da di dalam benak siswa dan melalui
teknik musikalisasi maka secara tidak langsung membantu siswa untuk
berimajinasi.
2.
Kombusi
atau tahap pengekspresian: tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap pembuatan
draf atau coretan puisi yang masih diperlukan perbaikan.
3.
Konsumsi:
tahap penyempurnaan yaitu setelah puisi sempurna kemudian dilakukan diskusi
untuk memberikan penilaian tentang kelebihan dan kekurangan puisi yang ditulis.
Pengertian
Puisi
Menurut Mukri (1984: 12) puisi adalah
karangan yang di dalamnya terdapat irama yang kuat, bahasa yang padat terwujud
dalam dalam kesatuan bait-bait dengan cirri khusus yaitu irama yang kuat, adanya
sajak, bersifat liris atau curahan hati, dan pemilihan kata yanga kuat.
Unsur-unsur Pembangun Puisi
1)
Unsur Fisik
a)
Diksi
(pemilihan kata) merupakan bagian puisi yang mempunyai peranan besar untuk
membentuk aspek estetis yang dipakai penyair sebagai salah satu sarana untuk
mengungkapkan perasaan dan imajinasi penyair. Diksi juga disebut sebagai
pemilihan kata dalam pembuatan sebuah puisi yang harus mempertimbangkan segi
irama dan makna baik secara konotatif maupun denotatif (Suharianto, 1985: 22)
b)
Imajinasi
merupakan unsur yang berhubungan erat dengan diksi karena imajinasi muncul
akibata peran diksi, begitu pula sebaliknya. Melalui daya imajinasi penulis yang
tertuang dalam puisinya maka pembaca dapat ikut merasakanatau membanyangkan apa
yang dilihat, dirasa, dan didengar penyair yang biasa disebut istilah
pencitraan (Waluyo, 1997:66)
c)
Bahasa:
merupakan alat komunikasi berupa lambang
dan kode baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa dalam sebuah puisi tertentu
berbeda dengan bahasa formal atau bahasa sehari-hari, karena bahasa yang
dipakai penyair yaitu bahasa figurative yang berarti bahasa untuk
mengungkapakan sesuatau secara tidak langsung melalui gaya bahasa atau majas
(Waluyo, 1997: 83).
d)
Verifikasi:
merupakan bunyi dalam puisi yang menghasilkan rima dan ritma. Rima itu sendiri
adalah pengulangan bunyi yang bertujuan untuk membentuk musikalitas sehingga
puisi akan menjadi lebih indah dan merdu dibaca. Kemudian ritma adalah beberapa
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia yaitu oral dan nasal yang biasanya disebut asonasi, desonasi,
dan aliterasi (Waluyo, 1997: 90).
e)
Tipografi:
merupakan ukuran bentuk, wajah puisi, sususnan baris, atau bait pada puisi
(Sayuti, 1983: 128)
2)
Unsur
Batin
a)
Tema:
merupakan persoalan yang ingin diucapkan pengarang. Setiap menulis tentu ada
sesuatu yang ingin diungkapkan baik itu masalah yang bersifat pribadi atau
masalah di sekitarnya di mana setiap pengarang selalu memiliki perbedaan dalam
mengungkapkan suatu tema walaupun tema tersebut sama. Dapat dikatakn bahwa
setiap pengarang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda (Waluyo,
1998:87)
b)
Perasaan:
merupakan sikap penyair terhadap pokok masalah yang ditulisnya yaitu ekspresi
jiwa yang berupa ungkapn perasaanya baik itu sabar, pantang menyerah atau putus
asa (Waluyo, 1997:80)
c)
Nada
dan suasana: merupakan sikap penyair terhadap pembaca sedang suasana yaitu
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisinya. Nada dan suasana mempunyai
hubungan erat, karena nada tercipta dari suasana, begitupula sebaliknya.
d)
Amanat:
merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair baik secara implicit maupun
eksplisit. Biasanya amanat merupakan alasan munculnya sebuah karya itu dibuat
(Waluyo, :1997: 3).
Metode
Pengajaran Puisi
Metode pengajaran adalah ketrampilan
proses dalam belajar mengajar yang menekankan pada pembentukkan ketrampilan
memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan apa yang diperoleh.
Menurut Situmorang (1983: 35-36) ada
bebrapa langkah yang dapat ditempuh untuik membuat siswa lebih aktif yaitu: 1)
pilihan dua puisi yang akan disajikan; 2) menyuruh murid untuk mengamati dan
mencatat hal yang sukar; 3) guru menerangkan hal-hal yang dianggap sukar; 4)
guru membacakan puisi tersebut; 5) melakukan diskusi; 6) menyuruh siswa
membacakan puisi.
Media
Pengajaran Puisi
Media pengajaran adalah salah satu
alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan pesan dari suatu sumber
kepada penerima. Media pengajaran merupakn salah satu komponen yang penting
dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan
(Soeparno, 1988: 1)
Pengertian Musikalisasi Puisi
Musikalisasi yang sebenarnya
(melodisasi puisi) dalam konteks ini sudah merupakan kegiatan menyanyikan puisi
total dengan memberi melodi, pola ritme, pemilihan jenis tangga nada, hingga
pemberian rambu-rambu dinamik dan ekspresi pada puisi tertentu.
PEMBAHASAN
v
Penerapan metode musikalisasi puisi
Tentu tidak semua guru
bahasa Indonesia dapat menerapakan metode ini karena tidak semua guru bahasa
dapat menyanyi apalagi mengajarkan kepada siswa-siswi. Cara paling mudah adalah mendengarkan hasil rekaman yang berisi
puisi-puisi yang sesuai untuk diajarkan di jenjang pendidikan tertentu. cara
kedua yakni dengan melibatkan guru kesenian yang ada untuk mengajarkan
bagaimana mengajarkan membaca notasi dan melagukannya. Untuk mendukung
penerapan teknik musikalisasi puisi perlu sedikit penguasaan unsur-unsur musik
secar umum. Unsur-unsur musik yang dimaksud adalah.
·
Nada
·
irama
·
melodi
·
harmoni
·
ekspresi
·
dinamika
·
serta
bentuk lagu
tahap-tahap pembelajaran musikalisasi
puisi meliputi.
Ø
Tahap
pembacaan puisi
Pada tahap ini siswa diajak membaca
puisi secara keseluruhan dengan memperhatikan teknik pembacaan puisi. Siswa
diberi tugas membaca puisi dengan teknik yang sudah diajarakan dengan
memperhatikan nada, irama, rima, intonasi, serta artikulasi yang tepat. Dipilih
puisi yang pendek serta relative mudah untuk memahami isi yang terkandung di dalamnya.
Ø
Tahap
membaca nada dan melodi
Kegiatan inti dari musikalisasi puisi
adalah mengekspresikan puisi dengan menyanyikan bait-bait puisi yang
diapresiasi. Dalam mengapresiasikan puisi melalui metode musikalisasi puisi
adalah mendengarkannya dari kaset rekaman, VCD dan lainnya dll. Akan lebih
lengkap jika siswa juga disajikan teks lagu (partitutur musik) dari puisi yang
diapresiasi. Tahap membaca nada atau melodi ini seperti layaknya mengajarkan
lagu dengan menggunakn notasi. Karena kepentinganya untuk menyanyikan lagu,
lebih baik menggunakan notasi angaka untuk mempermudah mengajarkanya. Baris
demi baris siswa diajak menyanyikan melodi dengan teknik solmisasi, hingga
keluruhan lagu.
Ø
Tahap
Menyanyikan Puisi
Jika melodi lagu sudah dikuasai, tahap
berikutnya adalah menyanyikan puisi sesuai melodi. Kegiatan ini dilakukan
dengan membagi dua kelompok. Kelompok satu menyanyikan melodi, sedangkan kelompok
yang lainnya menyanyikan syairnya secara bergantian.
Ø
Tahap
Memaknai Puisi
Menjelang akhir pembelajaran siswa
diajak untuk mendengarkan puisi yang sudah dinyanyikan dari kaset rekaman
kemudian pengalaman apa yang diperoleh siswa setelah mendengarkan melodisasi
puisi tersebut untuk memahami betul isi puisi tersebut.
v
Hambatan – hambatan
Setiapa metode pembelajaran selalu
dihadapkan pada masalah dalam penerapannya. Kendala yang dihadapi dalam metode
pembelajaran melagukan puisi atau
musikalisasi puisi ini adalah.
Ø
Tidak
semua guru dapat membaca melodi. Jika demikian yang terjadi, guru bahasa perlu
melibatkan guru seni musik yang ada untuk mengajarkan lagu, sedangkan segi
pemaknaan adalah hak guru bahasa.
Ø
Bahwa
dalam musikalisasi puisi, tidak semua kata-kata dalam puisi bisa
dimusikalisasikan.
Ø
Kurang
adanya kepercayaan diri dari setiap individu siswa untuk menunjukkan
kemampuannya dalam mempraktekkan musikalisasi puisi, mereka lebih cenderung menyukai
untuk memaknai dan menulis puisi yang berupa musikalisai tersebut dari pada
mempraktekkannya.
Ø
Keterbatasan
media atau fasilitas yang kurang memadai
juga bisa menjadi hambatan dalam pembelajaran musikalisasi puisi, karena untuk
mempermudah pengajaran ini, dibutuhkan penggunaan seperti alat perekam maupun
VCD, dll.
Ø
Tidak
banyak kosakata yang dimiliki oleh siswa.
v
Peningkatan Pembelajaran Puisi dengan
Teknik Musikalisasi
Dari kegiatan atau
pembelajaran ini siswa lebih berperan aktif dan kreatif dibandingkan
sebelumnya, secara tidak langsung dengan pembelajaran ini siswa juga belajar
dalam pengembangan kosakata lebih memperbanyak kosakata yang mereka miliki
sebelumnya. Selain itu siswa mendapatkan ilmu baru dari menyusun rima dalam
kegiatan tersebut siswa mengatur fisik puisi agar tercipta irama.
KESIMPULAN
Salah satu kegiatan menulis yang
membutuhkan kreativitas dan imajinasi yaitu menulis puisi karena melalui puisi
penulis dapat mencurahkan isi hatinya dalam bahasa yang indah dan berkesan
estetis. Pengajaran puisi di sekolah diharapkan
dapat mencapai tujuan utama yaitu memberikan pengalaman secara utuh dan
memperlebar kontak emosi serta gagasan pribadi yang menginginkan terjadinya
respon terhadap salah satu bentuk karya sastra.
Dalam penerapan musikalisai kepada
siswa terdapat beberapa unsur dan tahapan yang harus dilalui. Hambatan-hambatan
yang terjadi dalam proses pembelajaran tidak menjadi penghalang dalam
pelaksanaan teknik musikalisasi pada siswa SMA. Satu konvensi dalam menulis
puisi yang diikuti penyair adalah kemampuan untuk membangun unsur musik dalam
karyanya itu,dalam hal ini irama.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Jabrohim (Ed). 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sayuti, Suminto A. 1983. Pengantar Pengajaran Puisi. Yogyakarta:
FKS IKIP Muhamdiyah.
Tarigan, HenrynGuntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Situmorang. 1983. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Medan: Nusa Indah.
Soeparno. 1988. MediaPengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar